13 Juli 2023   19:36 WIB

Dinkes Blora Minta Warga Waspada Adanya Oknum Yang Keliling Jual Abate

Dinkes Blora Minta Warga Waspada  Adanya Oknum Yang Keliling Jual Abate

Dinkes Blora Minta Warga Waspada Adanya Oknum Yang Keliling Jual Abate

 

Dinas Kesehatan (Dinkes) Blora minta seluruh warga masyarakat Blora untuk waspada adanya oknum yang akhir-akhir ini bergentayangan, keliling ke perkampungan menjual abate.
 
Kepala Dinkes Blora, Edy Widayat menandaskan, pihaknya sudah mendapat laporan adanya oknum yang keliling di sejumlah tempat menjual abate. ‘’Itu sama sekali tidak ada hubungannya dengan Dinkes Blora. Harap ditolak jika ada yang menjual Abate, dan saya sudah menghimbau melalui Medsos pribadi juga,’’ tandasnya, kamis (13/7/23).
 
Terpisah Sekretaris Dinkes Blora, dr Nur Betsia Bertawati mengemukakan hal senada. Menurutnya, tidak dibenarkan menjual abate berbayar tersebut.  Dikatakan, Abate diberikan secara gratis melalui Puskesmas, bidan desa dengan syarat dan ketentuan yang berlaku.
 
Diperoleh keterangan, Abate yang dijual oleh oknum seharga Rp 30.000 itu sudah menjamah di sepanjang Jalan A. Yani dan sejumlah toko di seputaran Kaliwangan, Blora Kota. Ada kwitansi resmi dari penjualan tersebut.
 
Bila bicara tentang pemberantasan sarang nyamuk, erat hubungannya dengan  bubuk abate. Ada istilah ‘abatisasi’ untuk menggambarkan kegiatan pemberantasan penyakit demam berdarah dengan menaburkan bubuk abate ini.
 
Abate adalah obat anti larva yang mengandung temefos dan biasanya berbentuk pasir berwarna coklat muda atau keabu-abuan. Di antara pasir yang berwarna coklat itu, ada butiran yang berwarna kemerahan yang berfungsi memastikan efek abate bisa sampai ke dasar penampungan air.
 
Ada dua varian abate yang beredar, yakni bubuk abate dan cairan abate. Cairan abate mengandung 500 gram bahan aktif per liter, sedangkan bubuk abate mengandung bahan aktif 1% per kilogram, serta bisa didapat secara cuma-cuma di pusat kesehatan milik pemerintah maupun dibagikan gratis oleh tenaga kesehatan ke rumah-rumah warga.
 
Untuk kasus Demam Berdarah di Blora sendiri, disampaikan Kabid Pencegahan & Pengendalian Penyakit (P3) Dinkes Blora,  Joko Budi Heri Santoso,  di awal tahun 2023 ini ada 107 kasus, tersebar di sejumlah kecamatan.  Dari jumlah itu 5 diantaranya meninggal dunia.
 
Selama ini dari Dinkes sendiri selalu gerak cepat manakala ditemukan kasus DBD di wilayah tertentu. Seperti baru-baru ini,  sebanyak 90 rumah di Kelurahan  Tegalgunung, Blora Kota,  di fogging setelah ditemukan adanya kasus DBD.
 
Hanya saja, Joko Budi tetap mengingatkan, kegiatan fogging tersebut bertujuan untuk mengendalikan vektor penyakit khususnya nyamuk. Yakni,  hanya efektif dalam membunuh nyamuk dewasa tidak untuk larva, telur ataupun jentik nyamuk.
 
Justru yang paling efektif,  masyarakat dihimbau untuk giat Pemberantasan Sarang Nyamuk, dengan melakukan 3M plus.  Dikarenakan kemungkinan perkembangbiakan nyamuk akan terus meningkatkan terutama di musim hujan.


Info