08 Juni 2023   09:41 WIB

Bukan Kutukan, Bukan Keturunan, Kusta Bisa Disembuhkan Asal Diobati Secara Tepat

   Berita
Bukan Kutukan, Bukan Keturunan, Kusta Bisa Disembuhkan Asal Diobati Secara Tepat

Bukan Kutukan, Bukan Keturunan, Kusta Bisa Disembuhkan Asal Diobati Secara Tepat

 

Pemkab Blora melalui Dinas Kesehatan setempat terus berupaya untuk mendeteksi penyebaran penyakit kusta di Blora. Dan apabila menemukan kasus segera dilakukan pengobatan.  Banyak hal yang dilakukan oleh Dinkes Blora untuk menekan angka penyebaran penyakit itu. Salah satunya  dengan  promosi pencegahan kusta, pemeriksaan kontak pada penderita kusta,  Rapid Village Survey (RVS) & Pemeriksaan anak sekolah.
 
Dijelaskan Kepala  Dinkes Blora, Edy Widayat melalui Kabid Pencegahan & Pengendalian Penyakit (P3),  Joko Budi Heri Santoso, di tahun 2023 ini, jumlah kasus kusta di Blora ada 12 kasus, tersebar di 8 puskesmas.
 
Kasus yang ada  semuanya masuk kategori  Kusta Basah (Multi Basiler].Yakni berada di Puskesmas Randublatung, Kedungtuban, Banjarejo, Japah, Menden, Sambong, Puledagel dan Menden. 
 
Di tahun 2022,  sebanyak sepuluh desa di Kabupaten Blora menjadi sasaran kegiatan rapid village survey (RVS) kusta dan frambusia. Dalam kegiatan tersebut, petugas dari Dinas Kesehatan Blora dan puskesmas setempat serta pihak terkait lainnya mendatangi satu persatu desa untuk meningkatkan penemuan kasus kusta dan eradikasi frambusia sekaligus penyembuhan bagi para penderitanya.
 
Sebanyak 10 desa tersebut, masing-masing  Desa Singget Kecamatan Jati, Desa Bleboh Kecamatan Jiken, Desa Sambonganyar Kecamatan Ngawen, Desa Dringo Kecamatan Todanan, Desa Ngliron Kecamatan Randublatung, Desa Sambiroto Kecamatan Kunduran, Desa Pilang Kecamatan Randublatung, Desa Buloh Kecamatan Kunduran, Desa Jepangrejo Kecamatan Blora dan Desa Bogorejo Kecamatan Japah.
 
RVS di  10 desa itu sesuai dengan usulan puskesmas masing-masing. Dari kegiatan RVS di Desa Singget, kami ditemukan tujuh orang penderita kusta. Di Desa Sambonganyar ditemukan dua orang penderita, Sambiroto (3 Penderita) dan di Desa Bleboh (2 Penderita).
 
Diketahui,  penyakit kusta bukanlah kutukan & bukan keturunan , Penyakit itu merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh kuman kusta [Mycobacterium Leprae].  Penyakit ini utamanya  menyerang kulit,  dan syaraf.
 
Penemuan secara dini  dan pengobatan secara rutin  selama 6 bulan, diharapkan tidak  terjadi  sumber  penularan baru serta meminimalkan dampak kecacatan.
 
Terlambat
 
Seringkali penderita kusta datang ke fasilitas pelayanan kesehatan sudah dalam keadaan terlambat dan dalam keadaan cacat. Padahal, penyakit kusta sebenarnya dapat disembuhkan tanpa harus disertai kecacatan. Kuncinya adalah pengobatan secara tepat dan tuntas.
 
“Upaya kita saat ini adalah penemuan dini kasus kusta, sebelum terjadi kecacatan. Karena jika sudah terjadi kecacatan, akan meninggalkan residual effect atau akibat sisa, sekalipun diobati dan sembuh, serta tidak menularkan. Tetapi residual effect itulah yang menimbulkan stigma”,  jelas  Joko Budi Heri Santoso.
 
Seringkali masyarakat mengabaikan gejala awal pada kusta, yakni bercak putih pada kulit yang mirip seperti panu. Namun yang membedakan adalah panu biasanya disertai gatal, sedangkan pada kusta relatif tidak berasa.
 
Ketidakterasaan atau mati rasa pada gejala kusta inilah yang sering diabaikan oleh penderita. Padahal, jika terus dibiarkan penyakit akan terus berkembang dan bisa memicu kebutaan, tangan dan kaki mati rasa, bahkan jari-jari kiting dan memendek. Bahkan penderita kusta yang parah, jika berjalan bisa tidak menyadari bila telapak kakinya tertusuk paku, bahkan jempol hilang pun tidak terasa. 
 
Kusta adalah penyakit yang disebabkan kuman mycobacterium lepra yang menyerang kulit dan saraf tepi. Penderita kusta yang tidak diobati berpotensi menularkan kepada orang lain dengan kontak erat dan dalam kurun waktu yang lama. Salah satu alasan penderita kusta tidak berobat karena stigma di masyarakat. Akhirnya, penderita kusta akan menyembunyikan diri dan tidak mau keluar rumah untuk berobat.
 
Hal itu sangat disayangkan, kusta sebenarnya bisa disembuhkan jika diobati sejak dini.  Selain itu, Pemerintah juga sudah menyediakan obat bagi para penderita secara gratis di Puskesmas.
 
Menurut  joko Budi, obat gratis juga disediakan di Blora. “Berobatlah ke Puskesmas, obatnya gratis. Pengobatan kusta itu memang lama, jadi jangan menyerah.’’ 
 
Diketahui, Kusta termasuk penyakit yang umum di banyak negara, terutama yang beriklim tropis atau subtropis. Penyakit ini dapat dialami oleh semua kalangan, tanpa memandang jenis kelamin maupun usia.
 
Penyakit kulit ini merupakan penyakit tertua di dunia, kemunculannya sudah ada sejak tahun 600 sebelum Masehi. Dahulu, penyakit ini dipercaya sebagai kutukan dari Tuhan dan sering dihubungkan dengan dosa.
 
Hingga saat ini masih banyak masyarakat  yang belum memahami apa itu penyakit kusta, sehingga stigma di masyarakat  terhadap penyakit kusta masih ditemukan. Kurangnya kesadaran masyarakat terhadap penyakit ini  menjadikan kusta  termasuk ke dalam kelompok penyakit tropis terabaikan (neglected tropical disease).
 
Kusta atau Leprae adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium Leprae. Bakteri ini awalnya mengenai saraf tepi, lalu menyerang kulit dan dapat mengenai organ lain seperti saluran nafas bagian atas, mata, otot dan tulang.
 
Secara umum berikut gejala yang dialami oleh penderita kusta, timbul bercak putih atau kemerahan pada kulit disertai mati rasa, pembesaran saraf yang dapat disertai nyeri, bila tidak segera diobati akan menimbulkan cacat menetap (borok, penegangan atau kelumpuhan otot, dan buntung pada ujung jari)
 
Ada beberapa cara penularan penyakit kusta,  yakni,  kontak langsung yang erat dan lama dengan penderita. Bakteri M.Leprae masuk melalui udara atau saluran nafas. 
 
Biasanya, orang yang sudah tertular bakteri penyebab kusta, tidak akan langsung mengalami gejala-gejala penyakit kusta.  Membutuhkan waktu hingga lima tahun sejak seseorang pertama ketularan bakteri sampai ia menunjukkan gejala kusta. 
 
Mungkin banyak orang yang bertanya-tanya apakah sakit kusta dapat sembuh secara total atau tidak. Jawabannya adalah bisa!  Asalkan Anda selalu mengingat dua kunci utama dalam pengobatan penyakit ini, yaitu tidak terlambat memeriksakan diri ke dokter dan disiplin saat menjalani pengobatan.
 
Setelah didiagnosis dan mendapatkan obat pun Anda harus benar-benar mematuhi aturan yang diberikan dokter. Minum obat diwaktu yang tepat secara rutin dan jangan berhenti mengkonsumsinya tanpa ijin dari dokter. Sering lupa minum obat atau menghentikan pengobatan akan membuat bakteri terus berkembang biak dan menjadi kebal. Bakteri yang semakin kuat ini juga dapat berpindah dan menginfeksi tubuh orang lain dengan mudah.
 
Penyakit kusta bukanlah penyakit kutukan. Jika Anda merasa memiliki salah satu atau beberapa gejala kusta seperti yang sudah tercantum di atas, jangan khawatir akan dikucilkan. Segeralah memeriksakan diri ke dokter. 


Info