08 Februari 2023   08:21 WIB

Lingkungan Tak Bersih, Awas Bahaya Penyakit Patek di Blora

DINKES    Berita

Penyakit Patek atau frambusia kini tengah diwaspadai penularannya. Kementerian Kesehatan RI, mengingatkan kewaspadaan atas penyakit yang cepat berkembang biak di daerah tropis seperti di Indonesia.

Dinas Kesehatan Kabupaten Blora kini tengah melakukan sosialisasi di masyarakat atas bahaya penyakit patek. Kawasan yang akan disasar, yaitu daerah yang lingkungannya kurang terjaga kebersihannya alias kumuh.

“Ya daerah lingkungan kurang bersih, cepat berkembang biak penyakit patek ini,” ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Blora Edi Widayat, melalui Sekretaris drg Wilys Yuniarti

Disebutkan drg Wilys, daerah tropis seperti Kabupaten Blora, penyakit patek cepat berkembang. Terutama di daerah lembab, penyediaan air bersih kurang, sanitasi lingkungan yang kurang baik.

“Kuman frambusia mudah menular,” tandasnya.

Menurut drg Wilys, penyakit patek rata-rata menyerang anak umur kurang dari 15 tahun. Atas kondisi itu, Dinas Kesehatan Blora telah melakukan screening pada anak sekolah sekolah dan pemeriksaan di Kabupaten Blora, serta telah melakukan sosialisasi perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) pada masyarakat.

Penyakit patek (salah satu jenis penyakit kulit), lanjut drg Wilys, resiko akan meningkat pada daerah yang kumuh dan lingkungan sosial yang kurang bagus.

“Ingat, bakteri penyebab penyakit frambusia menyukai lingkungan yang tropis, lembab dengan sanitasi lingkungan yang buruk terutama pada sesorang yang tidak berperilaku hidup bersih dan Sehat,” tandasnya.

Menurut drg Wilys Yuniarti, bahwa pada program screening atau pelacakan dan penyakit, di Kabupaten Blora belum ditemukan salah satu penyakit kulit ini. “Belum ditemukan penyakit patek ini di Blora,” paparnya.

Namun, lanjutnya, penyakit patek perlu ada kewaspadaan. Karena itu aka nada upaya eradikasi frambusia secara nasional atau pembasmian secara berkelanjutan di Indonesia. Itu karena penyakit itu masih ada. Untuk program screening di Kabupaten Blora dilakukan pada pada bulan September 2023.

“Kami dari Dinas Kesehatan Blora mengharap dukunganya dari masyarakat aktif apabila punya anak umut kurang dari 15 tahun ada luka mengharap diperiksakaan di Puskesmas setempat akan dilakukan pemeriksaan frambusia,” ujar drg Wilys

Penyakit frambusia atau penyakit patek, sumber penularannya adalah manusia. Penularan melalui kontak langsung, terutama pada luka terbuka dengan luka frambusia. Penyakit frambusia tidak ada kekebalan yang menetap, terutama menyerang anak usia di bawah 15 tahun.

Selain itu ada juga penyebab dari treponema pallidum atau bakteri penyebab penyakit sifilis. Sedangkan fisilis diketahui adalah salah satu penyakit menular lewat hubungan seksual.
Untuk masa inkubasinya, rata-rata 9 hingga 90 hari atau rata-rata 21 hari. Bakteri penyakit ini berada di cairan exsudet atau serum luka frambusia.

“Bakteri ini tidak bisa menembus kulit tapi masuk melalui luka lecet,” ujar drg Wilys.

Yang harus diwaspadai, lanjut drg Wilys, bahwa dalam tahap kronis, penyakit Frambusia dapat menyerang kulit, tulang dan tulang rawan.

“Dampaknya bisa mengakibatkan cacat seumur hidup dan akhirnya akan mempengaruhui pendapatan dan ekonomi keluarga,” imbuhnya.

 

“Ya daerah lingkungan kurang bersih, cepat berkembang biak penyakit patek ini,” ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Blora Edi Widayat, melalui Sekretaris drg Wilys Yuniarti pada Bloramemanggil.com, Selasa (07/02/2023).

Info